Wednesday 29 May 2013

Khayangan, Mencari Berkah di Petilasan Para Penguasa Jawa

ISTIMEWA


Selain Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri mempunyai beberapa tempat wisata sebagai pilihan. Salah satunya Khayangan. Ini adalah sebuah kawasan wisata berupa aliran sungai dengan pemandangan alam khas pegunungan yang masih perawan.

Memasuki kawasan ini, Anda akan disuguhi panorama yang menyejukkan mata, menenteramkan batin. Batu-batu besar yang teronggok di sebelah kanan jalan di pinggir kali menjadi tempat pasangan muda-mudi bersantai atau bercengkerama. Di sebelah kiri, tebing tinggi dengan tumbuh-tumbuhan menghijau membuat objek wisata ini sebuah lanskap yang indah untuk dinikmati.

Seakan tak mau ketingggalan, kera-kera pun bergelantungan riang di ranting pepohonan, seakan menjadi “among tamu” bagi para wisatawan yang datang. Burung-burung berkicau bersahut-sahutan menjadi irama pengiring.

Karenanya, kesan alami begitu kuat terasa ketika Anda mengunjungi lokasi wisata ini. Dan memang, kealamiahan inilah yang menjadi “jualan” utama Khayangan. Setidaknya, itu diakui Winasis, salah seorang pengunjung. "Saya kangen ke sini (Khayangan) karena semuanya serba alami," ujar perempuan asal Ronggojati, Batuwarno, yang telah lama menetap di Jakarta ini.

Khayangan sendiri berupa aliran sungai khas pegunungan, tepatnya aliran Sungai Wiroko yang bermuara ke sungai Bengawan Solo. Begitu alaminya, hingga “gerbang” kawasan ini pun terbentuk dari batu besar yang berdiri berdampingan. Nah, pengunjung masuk melalui sela-sela batu tersebut yang mempunyai tinggi kurang lebih satu meter, dengan lebar di bawah kurang lebih 80 cm, dan semakin mengerucut di bagian atas. Maka itu, untuk bisa masuk, para pengunjung harus berjalan merunduk agar kepala tidak membentur bagian atas gapura.

 
Foto ISTIMEWA
Setelah melewati gerbang tersebut, barulah pengunjung akan mendapati sebuah area yang cukup lebar dan sudah diplester. Di sebelah kiri, kita akan menemukan goa yang kabarnya sering dipergunakan untuk bertapa atau bermeditasi untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Ya, lebih dari sekadar kesan alami, pemandian yang terletak di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, ini rupanya juga menyimpan jejak sejarah yang tak bisa dianggap sepele. Konon, menurut cerita para pinisepuh, tempat ini dulunya merupakan petilasan Panembahan Senopati, Raja Mataram, dalam melakukan tirakat atau meditasi. Di tempat inilah Raja Mataram pertama yang bernama asli Danang Sutowijoyo itu mendapatkan wahyu dan mengadakan perjanjian dengan Ratu Kidul untuk bersama-sama membangun kerajaan di tanah Jawa.


Khayangan juga disebut-sebut sebagai salah satu petilasan dari R.M. Said (Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegoro I) yang juga sebagai pendiri Kota Wonogiri. Bahkan, cerita paling mutakhir, penguasa Orde Baru, Presiden Soeharto, juga disebut-sebut sering melakukan semedi di tempat ini.

Benarkah cerita tersebut? Wallahualam bissawab. Yang jelas, bagi masyarakat Solo dan sekitarnya, Khayangan memang sudah tak asing lagi. Objek wisata seluas 9.301.08 hektare (ha) ini dikenal masyarakat sebagai kawasan wisata ritual. Saban malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon, di tempat ini banyak orang yang melakukan semedi dan ngalab (mencari) berkah. Tidak sedikit juga para calon pemimpin yang ingin menang dalam pemilihan, melakukan tirakat di tempat ini.


Khusus di malam 1 Syuro (Muharam), tempat ini ramai dipenuhi dengan pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Mulai dari orang biasa hingga pejabat daerah. Obor menyala di sepanjang jalan mendekati lokasi membuat suasana semakin semarak yang sengaja dipasang oleh pengelola. Wayang kulit semalam suntuk juga menjadi hiburan yang sarat makna.

Namun, tidak semua pengunjung mempunyai niatan yang sama. Bagi pasangan muda-mudi, kebanyakan hanya ingin menghabiskan waktu  untuk bergadang bersama. Namun, tidak sedikit juga yang berendam karena mempunyai keinginan tertentu. Maklumlah, menurut kepercayaan yang berkembang, air di lokasi tersebut membawa berkah dan bisa membuat orang menjadi terlihat cantik dan awet muda jika dibasuhkan ke muka.

Anda tertarik? Tidak terlalu sulit kok akses menuju objek wisata Khayangan. Dari pusat kota Wonogiri, Khayangan hanya berjarak tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan ke arah selatan. Perjalanan pun tidak terasa membosankan karena melewati beberapa bukit dengan jalan beraspal mulus dengan kontur berkelok.


Bagi yang menggunakan angkutan umum, bisa berangkat dari Terminal Solo atau Wonogiri dengan menumpang bus jurusan Tirtomoyo, turun di Terminal Tirtomoyo. Setelah itu, dilanjutkan dengan menggunakan angkutan mobil kecil sampai di tempat tujuan. Sepanjang perjalanan dari Tirtomoyo hingga ke lokasi, pengunjung akan banyak melihat banyak genteng berbagai model dijemur sehabis dicetak. Selain itu, para perajin batik tulis juga banyak ditemui di pinggir jalan sebagai pelengkap wisata Anda. Begitu sampai di lokasi, Anda juga bisa menemukan sejumlah penjual cinderamata. Suvenir yang paling banyak kita jumpai di tempat ini berupa benda-benda bertuah dari kayu, batu mulia, dan benda bertuah lainnya serta aneka batu cincin segala model. Selamat berwisata. teknos76@gmail.com

No comments:

Post a Comment