Monday 1 July 2013

TELAGA CLAKET WONOGIRI : Mengawinkan Keindahan Alam dan Pertanian…

SOLOPOS-WONOGIRI-Nama Telaga Claket mungkin sudah lama terdengar. Namun, Claket yang dulu dan sekarang berbeda. Objek wisata yang terletak di Desa Sendang Ijo, Kecamatan Selogiri, Wonogiri ini lima tahun lalu dipoles dengan menambahkan unsur agrowisata.Tertarik? Berikut wartawan Solopos.com, Tika Sekar Arum, menceritakan kunjungannya.
Akses menuju Telaga Claket begitu mudah dijangkau. Dari Kantor Desa Sendang Ijo, saya hanya perlu berkendara sepeda motor tak sampai 10 menit menuju telaga itu. Jalanan menuju Claket juga mudah dilalui dan ada penunjuk jalan yang diletakkan untuk memudahkan pengunjung saat melintasi persimpangan jalan.

Begitu sampai, saya langsung disuguhi hamparan telaga seluas sekitar satu hektare dengan latar belakang pegunungan. Di tepi telaga, beberapa orang memancing. Di seberang para pemancing itu tampak dermaga sederhana dari bambu. Dua perahu wisata berbentuk angsa terparkir di dermaga, seperti memanggil saya untuk menjajalnya. Telaga diperindah dengan latar belakang pemandangan pegunungan yang memberi kesan alami nan menenangkan.

Namun, sebelum menikmati panorama telaga, saya memilih masuk dari pintu utama objek wisata yang ditandai dengan dua pohon besar di sebelah telaga. Pintu masuk ini memang sederhana, karena pada kenyataannya pengelola belum memberlakukan harga tiket masuk. Dari pintu masuk, saya melangkah menuju sisi kiri, di mana saya bisa melihat tiga kolam ikan. Ada satu kolam yang khusus untuk arena memancing dilengkapi nomor-nomor tempat duduk pemancing.

Selanjutnya, saya bisa melihat konsep baru yang dicanangkan pengelola lima tahun silam, yakni agrowisata. Ada beberapa petak tanaman pertanian. Terdapat padi dan cabai yang dibudidayakan di lahan yang lebih lebar. Lalu, paling ujung, berbatasan langsung dengan hutan jati, ada kandang ternak sapi dan kamping. Sedikitnya 30 ekor kambing dan tiga ekor sapi ada di kandang tersebut.

“Pertanian, perikanan dan peternakan di sini di kelola kelompok. Sejak lima tahun lalu, kami mencoba menggabungkan konsep wisata telaga dengan pertanian, jadilah agrowisata ini,” kata Koordinator Objek Wisata Telaga Claket, Wagino Ninek [Ninek], saat menemani kunjungan saya, akhir pekan kemarin.
Selain telaga dan budidaya pertanian, pengelola juga menyediakan wahana outbond sederhana. Saya katakan sederhana, karena outbond ini berupa petualangan mendaki gunung di samping telaga. Tak ada wahana permainan khas outbond moderen seperti flying fox atau yang lain. Menurut Ninek, outbond yang ditawarkan Wisata Telaga Claket adalah outbond berbasis alam. Meskipun, kini pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memberi warna lain pada outbond di objek wisata ini.

“Sedang kami pikirkan itu untuk pengembangan,” katanya.

Meski perpaduan wisata alam dan agro yang ditawarkan Telaga Claket masih baru, ternyata sukses menarik kedatangan pengunjung dari luar desa, bahkan dari luar Kabupaten Wonogiri. Pada masa libur sekolah kali ini, pengelola pernah menerima lebih dari 200 siswa asal sebuah SMP di Solo. Ratusan siswa itu belajar mengenal pertanian dan menjajal outbond sembari menikmati keindahan alam Telaga Claket.

Sensasi outbond di objek wisata ini adalah menikmati pemandangan telaga dari atas gunung. Selain anak sekolah, telaga ini rutin dikunjungi para pemancing. Ada tiga komunitas pemancing yang rutin menyambangi Telaga Claket setiap Selasa, Jumat dan Minggu. Dari setiap kunjungan tersebut, pengelola berhasil menghimpun pendapatan antara Rp100.000-Rp300.000 per satu kunjungan untuk serombongan. Nilai yang diakui masih sangat murah sebab pihaknya menyadari Wisata Telaga Claket belum sempurna.

Selain komunitas, banyak pula pengunjung pribadi atau keluarga yang datang ke telaga. Ninek mengatakan pihaknya tidak mematok harga khusus. Termasuk pada calon pengantin yang ingin melakukan sesi foto prewedding di seputar telaga. Tarif khusus biasanya diberlakukan untuk keluarga atau komunitas yang sengaja menyewa gazebo di pinggir telaga. Biaya sewa gazebo tersebut Rp20.000, cukup untuk 30-an orang.

“Yang prewedding di sini banyak. Sekali lagi karena masih baru kami tidak mematok harga. Mereka sendiri yang bisa memperkirakan, mau bayar Rp15.000 atau Rp50.000. Kami mengharapkan ini langkah promosi dulu,” ujar Ninek.

Wisata Telaga Claket memang masih butuh penyempurnaan. Kepala Desa Sendang Ijo, Dirun, mengaku masih dibutuhkan tambahan upaya untuk membuat agrowisata ini kian diminati. Menurutnya, Wisata Claket menjadi prioritas pembangunan yang akan digalakkan pemerintah desa ke depan. Melihat potensinya, saya kira niat pihak desa bukanlah mimpi belaka. Suatu saat Objek Wisata Telaga Claket boleh jadi menyamai agrowisata lain yang telah sukses. (Tika Sekar Arum/JIBI/Solopos)


Sumber: solopos

No comments:

Post a Comment