Friday 28 June 2013

Gua Song Gilap Jadi Tempat Cari Pesugihan

(Dok/JIBI/SOLOPOS)
WONOGIRI—Gua Song Gilap Wonogiri belakangan menjadi buah bibir seiring dengan temuan artefak benda-benda peninggalan purbakala. Tim peneliti yang terdiri atas petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan arkeolog UGM Jogja, Senin-Sabtu (24-29/6/2013), meneliti berbagai temuan artefak di gua tersebut.


Gua Song Giap terletak di Dusun Danggolo, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Sejak dulu gua itu terkenal sebagai tempat semedi atau tirakat.

Sukatman, 40, dan Ramiyo, 42, warga sekitar yang diajak untuk penggalian, mengatakan saat penggalian phosphat pada tahun 2000, pernah ada yang menemukan tengkorak. Namun, tulang tersebut dibiarkan saja karena ketidaktahuan warga.

“Namanya juga tidak tahu benda bersejarah, lalu dibiarkan saja,” kata Ramiyo sata dijumpai Solopos.com di lokasi.

Menurut Sukatman, ia hanya mengetahui cerita di balik Gua Song Gilap yakni Legenda Roro Denok yang masih berhubungan dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

“Banyak orang luar yang semedi [tirakat] disini. Mereka ada ingin mendapatkan jabatan atau kekayaan. Kalau asal mulanya, kami tidak tahu. Dari dulu sudah dinamakan Gua Song Gilap. Semoga penggalian ini membuka wawasan baru untuk masyarakat dan tidak sekadar tempat tirakat,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Warga Wonogiri yang juga staf Kesejarahan dan Nilai Tradisional Bidang Kebudayaan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Gunar Setyawan,  menemukan artefak berupa pisau  dari tulang di bekas galian tambang  Gua Song Gilap Wonogiri, 22 Juni 2012 lalu. Diperkirakan gua Song Gilap dulunya menjadi hunian manusia purba.

Atas temuan itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah berkunjung ke Kabupaten Wonogiri untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Mereka mengadakan penggalian dan penyelamatan situs Gua Song Gilap di Dusun Danggolo, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan itu dilakukan mulai Senin-Sabtu (24-29/6) bersama Arkeolog UGM dan beberapa warga sekitar.

Sumber: solopos

No comments:

Post a Comment