Saturday 30 March 2013

SOLAR LANGKA : Sopir Bus Pilih ke Pengecer

WONOGIRI –Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi di SPBU memaksa sopir bus membeli BBM tersebut kepada pengecer. Mereka pun harus terima dengan harga solar yang lebih mahal Rp500 per liter.
Sopir bus jurusan Wonogiri-Baturetno, Jarno, mengatakan sejak lima hari terakhir dirinya kesulitan mendapatkan solar. Dia mengaku sudah mendatangi dua SPBU di Kecamatan Wonogiri dan Ngadirojo, namun stok solar di kedua SPBU itu habis. Akhirnya, Jarno terpaksa membeli pada penjual solar eceran.

“Kalau sekarang masih mudah cari solar eceran. Tapi kalau kondisinya begini terus bisa-bisa solar eceran juga langkah,” ungkap Jarno, saat ditemui Solopos.com, di lokasinya menunggu penumpang, samping kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau biasa disebut Agraria, Jumat (29/3/2013).
Selain dibuat repot membeli solar eceran, para sopir tersebut juga harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk mendapatkan solar subsidi. Di SPBU mereka bisa membeli solar seharga Rp4.500 per liter, sedangkan di kalangan pengecer harga solar subsidi tembus Rp5.000 per liter. Artinya jika biasanya untuk satu kali perjalanan pulang dan pergi mereka hanya membutuhkan uang Rp50.000 atau setara lebih dari 11 liter solar, kini dengan uang yang sama mereka hanya mendapatkan 10 liter solar.
Sopir bus lain, Nur, menyampaikan hal senada. Menurut dia, kelangkaan solar subsidi kali ini adalah kejadian pertama sejak puluhan tahun dia menjadi sopir. Nur dan Jarno berharap solar kembali mudah didapatkan. Mereka juga meminta pihak SPBU bersikap adil dengan membiarkan semua kalangan membeli solar.
“Jangan hanya bus malam saja yang dijamin, kami juga membutuhkan solar. Kami khawatir solar menjadi langka terus karena yang ada disimpan untuk bus malam,” imbuh Nur.
Kini, untuk menghemat pemakaian BBM sejumlah sopir memilih mengurangi frekuensi perjalanan. Apalagi, saat ini sebagian siswa libur karena sebagian yang lain mengikuti ujian sekolah.

SUMBER: solopos.com

No comments:

Post a Comment