Saturday 30 March 2013

Petani Semin Kewalahan Order Buah Naga

WONOGIRI – Setelah menjadi juara 1 lomba ketahanan pangan tingkat nasional di tahun 2012 lalu, nama Desa Semin Kecamatan Nguntoronadi kian mencuat.


Banyak rombongan dari dinas dan instansi maupun kelompok masyarakat yang ingin melihat lebih dekat bagaimana desa tersebut mampu mewujudkan kemandirian pangan lewat program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

“Tamu-tamu datang dari mana-mana. Dari Purbalingga, Kebumen, Semarang, Ungaran, Bengkulu, bahkan dari Pontianak melakukan study banding di sini untuk menerapkan di mereka masing-masing bagaimana mewujudkan kemandirian pangan,” ungkap ketua kelompok tani Melati, Darmini.

Hal itu diungkapkan di hadapan Wakil Menteri  Pertanian (Wamentan) DR. Rusman Heriyawan dan rombongan, Kamis (28/3) kemarin. Wamen juga sengaja datang karena tertarik setelah mendengar berita bagus di Semin Nguntoronadi. Wamentan hadir bersama Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional Ahmad Suryana dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tangah Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si.

“Ini percontohan agribisnis kecil-kecilan dalam keluarga. Tapi prakteknya menjadi agribisnis lokal yang secara ekonomi dan sosial bermanfaat bagi semuanya,” puji Wamentan. Wamentan berpesan agar kegiatan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian pangan terus dijaga. Wamentan tidak mau ada istilah gulung tikar. Saat ini berhasil, lain kali sudah bubar.

Desa Semin sukses agribisnis dipelopori oleh kelompok petani wanita “Melati” melalui program P2KP sejak 2010 hingga 2013 ini. Berkat keuletan kaum hawa, Desa Semin menjadi kawasan sentra buah naga. Sedari menanam hingga kini, penduduk setempat telah memanen buah naga sebanyak empat kali.

“Sejak saat itu, kami kewalahan menerima pesanan pembeli. Karena stok buah naga semakin terbatas seiring datangnya musim kemarau saat ini. Pembelinya datang sendiri dari mana-mana, kami tidak melakukan promosi. Ada yang pribadi ada yang rombongan, mungkin karena diberitakan koran  .” katanya.

Petani Melati menjual buah naga seharga Rp.15/kg. Harga murah berkualitas buah naga organik. Penannya sangat diterima pasar. “Kita sudah panen sebelas ribu lebih buah naga dengan hasil penjualan sekitar Rp.17 juta,” bebernya.

Saat ini buah naga di Semin sudah 50 % masuk masa produktif. Ke depan akan dirintis dirintis berbagai alternatif olahan buah naga dan untuk pemasaran akan dicoba kerjasama kemitraan. Itu dilakukan untuk antisipasi kian banyaknya panen buah naga. Sementara pada kesempatan tersebut Wamentan memberikan bantuan 14 bibit sayuran. [Bagus]

SUMBER: infowonogiri.com

No comments:

Post a Comment