Tuesday 27 August 2013

Harga BBM Naik, Harga Air Capai Rp160.000-Rp175.000/Tangki

Ilustrasi bencana kekeringan (JIBI/dok)
Solopos.com, WONOGIRI--Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ikut mempengaruhi kebijakan penanganan bencana kekeringan di Kota Gaplek. Dalam pertemuan antara Dinas Sosial (Dinsos) dan delapan camat di daerah kekeringan disepakati harga air yang bakal dijadikan patokan pengajuan bantuan adalah Rp160.000-Rp175.000 per tangki (5.000 liter).

Sebagai perbandingan, tahun lalu harga air bersih yang jadi acuan berkisar Rp100.000-Rp120.000 per tangki. Kepala Bidang (Kabid) Bimbingan Bantuan Sosial (BBS), Djarot Kristianto, mewakili Kepala Dinsos Wonogiri, Suwartono, saat ditemui wartawan, seusai rapat penanganan darurat kebutuhan air bersih di Kantor Dinsos, Senin (26/8/2013), menjelaskan peserta pertemuan dari delapan kecamatan menyampaikan bahwa di daerah masing-masing bencana kekeringan sudah terasa.

Untuk itu, masing-masing kecamatan tersebut diminta segera membuat laporan jumlah desa, dusun, keluarga, hingga jiwa yang memerlukan bantuan air bersih. Jumlah bantuan air bersih diperhitungkan berdasarkan masukan dari delapan kecamatan itu. Selanjutnya, Djarot, yang didampingi Kepala Seksi (Kasi) Penyantunan dan Bantuan Sosial, Trias Budiono, menambahkan setiap bantuan air bersih dihitung dengan standar nilai Rp160.000-Rp175.000 per tangki.

“Sejauh ini delapan kecamatan sudah menyatakan warganya butuh air bersih. Mereka, kami minta segera buat rekap kebutuhannya. Nah, nanti nilai bantuan yang diusulkan itu didasarkan pada hasil rekap dengan standar nilai bantuan air bersihnya naik dibanding tahun lalu. Naiknya karena mengimbangi kenaikan harga BBM,” beber Djarot.

Masih soal nilai standar bantuan air beraih, dia menyebut kenaikan standar tersebut ditambah pula dengan masuknya usulan perubahan indeks kebutuhan bantuan air bersih per orang per hari. Kebutuhan air bersih sebagai acuan menentukan banyaknya bantuan air bersih diharapkan naik dari 20 liter per orang per hari menjadi 30-40 liter per orang per hari.

Usulan mengenai revisi kebutuhan air bersih muncul dari Kecamatan Manyaran. Selain Manyaran, peserta pertemuan juga mengusulkan indeks kebutuhan air bagi ternaik yakni 40 liter per ekor sapi per hari dan 2 liter per ekor kambing per hari.

Camat Manyaran, ATB Hermawan, menjelaskan usulan perubahan indeks kebutuhan air bersih bagi korban bencana kekeringan itu merujuk pada kondisi riil di lapangan. Menurutnya, air sebanyak 20 liter tidak akan cukup memenuhi kebutuhan satu orang per hari. “Untuk mandi, membersihkan diri, dan minum, dan kegiatan pendukung lain, tidak cukup 20 liter. Maka dari itu kami usulkan naik. Tapi ya, itu semua tergantung pembuat kebijakan, kami hanya mengusulkan sesuai faktanya,” kata Hermawan.

Tak bisa dipungkiri, naiknya standar harga air bersih dan indeks kebutuhan air akan membuat beban anggaran meningkat. Padahal, Pemkab hanya memiliki sisa anggaran Rp279 juta dari pos biaya tak terduga (BTT). Menanggaoi hal itu, Djarot mengaku belum bisa memastikan berapa besarnya anggaran yang dibutuhkan. Dia hanya menegaskan Pemkab akan berupaya memenuhi kebutuhan air bersih bagi korban kekeringan di Kota Gaplek hingga 3-4 bulan ke depan.

Rencananya, semua masukan ditampung sampai maksimal pekan depan. Selanjutnya, baru usulan dari kecamatan tersebut disampaikan ke Bupati. “Semoga saja dananya cukup. Kami belum dapat memperkirakan besarnya kebutuhan dana secara total. Kemungkinan naik. Tapi pastinya berapa maksimal pekan depan,” ujar Djarot.

Sumber Solopos

No comments:

Post a Comment